520
|
#
|
#
|
$a Yogi Syah Kelana, Persepsi Petani Terhadap Penggunaan Benih Kakao (Theobroma cacao L.) Bersertifikat di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat. Pengkajian ini dilakukan untuk mengkaji tingkat persepsi petani terhadap penggunaan benih kakao bersertifikat dan mengkaji faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi petani terhadap penggunaan benih kakao bersertifikat. Pengkajian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2020 sampai dengan bulan Mei 2020 di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat, penentuan lokasi pengkajian ditetapkan secara sengaja. Metode pengkajian ini yaitu deskriptif kuantitatif yang dilakukan secara observasi, wawancara, dokumentasi serta kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Populasi dalam pengkajian ini adalah petani yang menggunakan benih kakao bersertifikat dengan jumlah 130 orang petani responden dan sampel berjumlah 57 orang petani responden, penentuan sampel dilakukan dengan purvosive sampling. Sumber data yang digunakan dalam pengkajian ini meliputi data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan untuk mengkaji tingkat persepsi petani terhadap penggunaan benih kakao bersertifikat menggunakan skala Likert, sedangkan untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi petani terhadap penggunaan benih kakao bersertifikat menggunakan regresi linear berganda. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa persepsi petani terhadap penggunaan benih kakao bersertifikat tergolong tinggi yaitu persepsi secara ekonomi 81,40%, persepsi secara teknis 82,46%, dan persepsi secara sosial 81,75%. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi petani terhadap penggunaan benih kakao bersertifikat. Secara simultan variabel umur (X1), pendidikan (X2), luas lahan (X3), pengalaman (X4), pendapatan (X5), akses informasi (X6) peran penyuluh (X7) peran kelompok (X8) karakteristik inovasi (X9) Secara simultan/bersamaan berpengaruh signifikan terhadap respon petani terhadap penggunaan benih kakao bersertifikat. Secara parsial variabel yang berpengaruh signifikan terhadap persepsi petani terhadap penggunaan benih kakao bersertifikat antara lain pendidikan (X2), pengalaman (X4), akses informasi (X6), dan karakteristik inovasi (X9).
|