01684 2200253 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008004100059020002200100082001300122084001900135100003600154245004800190300002900238650001000267700002900277520098800306336002101294337003001315338002301345264004401368990001801412INLIS00000000141442920241218035259 a0010-1224000052ta241218 g 1 ind  a978-602-5849-52-7 a899.2213 a899.2213 ADI g0 aAdi Sulistyo NugrohoePengarang1 aGerimis bulan April /cAdi Sulistyo Nugroho ax, 238 halaman ;c20 cm. 4anovel0 aMehdy ZidaneePenyunting aMenceritakan mengenai ketika gerimis hadir kita dipertemukan. Namun, ketika gerimis pergi kita pun terpisahkan. Kisah kita hanya menjadi kenangan. Wajahmu kini menjadi awan, selalu terlihat tak dapat kusentuh. Cintamu bagai angin subuh, terasa tapi tak bisa aku peluk. Atau sebenarnya kitalah hujan dan angin, selalu bersama, tapi tak bisa saling menghangatkan. Anggun, sepi ini menghimpit sejak kau pergi. Alasan satu-satunya untuk aku tetap melangkah hilang sudah. Katakan sayang, apa masih ada embun yang lebih teduh dari senyummu? Tunjukan Sayang, apa ada mentari yang lebih hangat dari pelukanmu? Katakan, Sayang! Katakan apa yang harus aku lakukan untuk membesarkan hati dan pikir dari penjara kenangan? Anggun sayang, jasadmu boleh terkubur, tapi wajahmu tetap utuh, cintaku takan membusuk terkubur waktu. Biarlah aku bawa segala cinta, segenap sayang dalam dada hingga aku pulang dan berharap kau menungguku di sana. Tetap dengan senyum termanismu dan cubitan paling manjamu. 2rdacontentateks 2rdamediaatanpa perantara 2rdacarrieravolume aJakarta :bBuku Pintar Indonesia,c2019 a2024/HD/00084